v Untuk menjadi konselor yang baik, kita harus sering bertemu atau bertatap muka dan ramah.
v Inti dari Bimbingan adalah Konseling
v 3 landasan profesi BK
1. Teoritis, ada 3 yaitu :
- Teoritis Filososfis ( umum, formal )
a. Perkembangan optimal individu
b. Demokrasisasi dan perbedaan individual
c. Keterbatasan peluang pada lingkungan
= bagaimana hubungannya dengan 4 pilar pendidikan UNESCO ?
1) Learning to know
2) Learning to do
3) Learning to be
4) Learning to live together
- Teoritis Substansial ( BK disekolah )
a. 3 subsistem pendidikan persekolahan : esensi dan posisi BK
= Manajement dan supervisi : bidang manajement dan kepemimpinan
b. Pendidikan mengikat bimbingan, bimbingan mengikat konseling. Dapat diterima konsekuensi substansialnya :
= pendidkan & bimbingan
= bimbingan & konseling
- Teoritis Kontekstual
a. Konteks kedisinian dan kekinian
1) Indonesia adalah timur, bukan barat, keunikan nilai budaya
2) Namun terjadi evolusi budaya, bahkan erosi nilai budaya ( kuat “politik identitas” didukung dengan modal kapitalis, karakter Indonesia menjadi tidak jelas.
= apakah “pendidikan karakter” bukan hak BK sekolah ?
= bagaimana kalau BK sekolah adakan revolusi kebudayaan?
= bagaimana kalau ada “dokrit konselor” kembali ke nilai-nilai akar
budaya bangsa ?
b. Konteks sekolah dan tuntutan dari dunianya (idealnya adalah) :
1) Konselor sekolah membantu semua stakeholder (murid, staf sekolah, keluarga & anggota masyarakat)
2. Operasional
Konselor pendidikan adalah perlu karena unik. Wilayah kerja konselor pendidikan adalah berbeda dari wilayah kerja guru bidang studi
Konselor bukan langsung menasihati kliennya, tetapi dia membantu kliennya.
Dimana konselor disekolah sebagai coordinator.
3. Konsepsi umum
1) Siapa konselor sekolah itu ?
a. Seorang yang diharapkan berpendidikan tingkat master & latihan khusus / bersertifikasi
b. Seorang pendidik yang memberikan kepenasihatan kepada semua murid
c. Seorang coordinator layanan
d. Seorang konsultan
e. Seorang pemimpin kelompok
f. Seorang mediator
g. Seorang professional yang membantu para orang tua & orang lain untuk memahami perkembangan anak & pemuda
h. Seorang professional yang membantu, murid memahami dirinya sendiri & orang lain
v Apa yang dikerjakan oleh konselor sekolah ?
a. Melaksanakan konseling dengan para murid secara individu & kelompok
b. Menyediakan aktivitas kelas bimbingan bersifat pengembangan
c. Menanggapi kebutuhan para murid dalam situasi krisis
d. Membantu orientasi kepada murid baru mengenai program & settingan sekolah
e. Menangani (situasi) para murid yang potensial drop out & yang berada dalam resiko lainnya
f. Berpartisipasi secara aktif dalam proses referral untuk membantu para murid & keluarga dalam berhubungan
v Keterampilan apa yang diajarkan oleh konselor ?
a. Pemahaman diri dan & percaya diri
b. Pengambilan keputusan, penyusunan tujuan & perencanaan
c. Pemecahan konflik kelompok kecil (teman sebaya, sekolah, keluarga)
d. Keterampilan antar pribadi / sosial
e. Keterampilan komunikasi
f. Menghargai orang lain
g. Apresiasi terhadap perbedaan budaya/etnik
h. Perilaku bertanggung jawab
i. Kesadaran karier
j. Pemberdayaan diri & resiliansi
v Gugus tugas profesi BK konsepsi ABKIN
Pola konferhensip developmental ataukah pola 17 atau pola 17 plus
- Pola konferhensip developmental dengan 4 unsur
1. Pelayanan dasar
2. Perencanaan individual
3. Pelayanan responsive
4. Dukungan system
- Pola 17 (4 bidang BK, 9 layanan, 4 layanan pendukung) atau rasio & konvigurasi yang bervariasi
v 4 aspek perkembangan
1. Landasan hidup religious
2. Landasan perilaku etis
3. Kematangan emosi
v Kode etik profesi BK serta perkembangan
a. ABKIN mengatur kegiatan profesi awal anggotanya melakukan ditertibkannya kode etik yang telah mengalami revisi beberapa kali dalam setiap kongres, asosiasi sejak masih dikenal dengan sebutan ikatan petugas bimbingan konseling Indonesia (IPBI) tahun 1975 sampai menjadi asosiasi BK Indonesia (ABKIN). Kode etik yang cukup lama berlaku diterbitkan pada kongres di semarang pada tahun 1995. Kode etik terakhir dirumuskan di Bandung dan syahkan oleh pengurus Besar ABKIN pada 20 Agustus 2005.
v Kandungan kode etik profesi konselor dapat dikategorikan dalam :
a. Kode etik profesi BK, dasarnya yaitu pancasila & tuntutan profesi yaitu kebutuhan & kebahagian kliennya.
b. Inti isi kode etik mencakup kualifikasi (nilai, sikap, keterampilan, pengetahuan, wawasan dan pengakuan kewenangan) & kegiatan (meliputi informasi, testing & riset, proses pada layanan.
v Model pendidikan koselor yang sesuai dengan tuntutan masyarakat dari waktu ke waktu
a. Model, pendidikan konselor perlu beradaptasi dengan tuntutan masyarakat menurut waktu & tempat
= model in-service training (mis: S2, S3 atau pendidikan konselor 1-2 TK setelah S1
= model MIX ( mis. PPG )
b. Bentuk pendidikan konselor perlu dukungan politis namun dilandasi
v Organisasi profesi BK & peningkatan mutu organisasi BK.
a. ABKIN adalah perubahan nama dari IPBI tahun 2001 dalam kongres di lampung
b. Divisi-divisi ABKIN
- IIBKI : Ikatan Instrumentasi Bimbingan & Konseling Indonesia
- IBKS : Ikatan Bimbingan & Konseling Sekolah
- IKI : Ikatan Konselor Indonesia
- IKID : Ikatan Konseling Industri & Organisasi
- IPSIKON : Ikatan Pendidikan & Supervisi Konseling
- IBKOPTI : Ikatan Bimbingan & Konseling Perguruan Tinggi
v Referal, konsultasi, kredensialisasi
a. Referal
1) Bagaimana dilakukan referal ke konselor sekolah ?
- Referal dari murid
- Referal dari guru antara lain kepala sekolah
- Referal orang tua
- Referal oleh teman siswa
- Observasi oleh konselor sendiri
2) Bagaimana dilakukan referal dari konselor ?
- Pararel
- Up word
- Down-ward
b. Konsultasi
1) Mengapa orang tua harus menghubungi konselor ?
2) Masalah-masalah prestasi
3) Registrasi orientasi antara lain transisi sekolah
4) Interpretasi tes
5) Kebutuhan khusus murid
6) Situasi krisis (sosio-psikis) murid
7) Transisi keluarga
8) Isu-isu mengenai kelanjutan studi murid antara lain soal-soal pekerjaan
v Mengapa konselor harus menghubungi orang tua?
a. Murid-murid berprestasi perlu dukungan optimal orang tua
b. Murid-murid dengan kemampuan khusus yang perlu pemahaman lebih khusus perlu observasi & home visit
c. Murid-murid yang mengalami & menghadapi masalah penyesuaian akademi, sosial-pribadi & karier
d. Murid-murid dengan keterbatasan non akademik
v Kredensialisasi
a. Kredensialisasi dapat diartikan sebagai proses mendapatkan pengakuan terhadap kompetensi & kinerja professional
b. Kompetensi professional diperoleh melalui pendidikan formal terakreditasi, pengalaman praktik & kajian / karya ilmiah serta sertifikasi
c. Kredensialisasi (pengetahuan) dapat diperoleh dari pemerintah, kolega & masyarakat pengguna jasa professional
PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN
v Sistem Pendidikan Nasional (SISTIMNAS)
a. Pendidikan :
- sebagai proses yang terjadi secara tidak sengaja atau berjalan secara alamiah
- sebagai proses yang terjadi secara sengaja, direncanakan, desain dan diorganisasi berdasarkan aturan yang berlaku
v Menurut Ki Hajar Dewantara
a. Pendidikan :
- Bertujuan menuntut segala kemampuan kodrat pada anak agar mereka sebagai manusia & sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
- Pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran, intelektulitas, & jasmani anak-anak supaya dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu kehidupan anak-anak.
v Landasan umum pendidikan
- Filosofis
Mempunyai aspek:
a. Ontologis : apa yang akan ditangani oleh pendidikan, ini berkaitan dengan objek materi dan objek formal
b. Epistemologis : bagaimana cara mewujudkan kebenaran. Ini berkaitan dengan metode dan sistematikanya
c. Aksiologis : ini berkaitan dengan tujuan
- Ideologis
- Sosiologis : memberikan system gagasan mendasar untuk menentukan cita-cita, kebutuhan, kepentingan, kekuatan
- Antropologis : memberikan system gagasan mendasar dalam menentukan pola, system dan struktur
- Kemanusiaan
- Politis
- Psikologis : memberikan system gagasan mendasar untuk menentukan cara-cara disiplin
- Religious
v Pemahaman bersifat otonom, bahwa setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda-beda.
v Satuan pendidikan
Kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, non formal, dan informal pada setiap jenis pendidikan
a. Formal : jalur pendidikan yang struktur dan berjenjang seperti SD, SMP. SMA/SMK, Perguruan Tinggi
b. Non formal : jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan berstruktur dan berjenjang
c. Informal : jalur pendidikan keluarga dan lingkungan
v Pendidikan jarak jauh
Pendidikan yang peserta didiknya terpisah dan pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknolog komunikasi, informasi dan media lain
v Pendidikan berbasis masyarakat
Penyelenggaraan pendidikan berdasarkan kekuasaan agar sosial, budaya, aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai pernyataan
v Permasalahan pendidikan di Indonesia
a. Misi Kementrian Pendidikan Nasional 2010/2014
- Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan
- Memperluas keterjangkauan layanan pendidikan
- Meningkatkan kualitas mutu dan relevansi layanan pendidikan
- Mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan
- Menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan
b. Tema pembangunan pendidikan nasional
- 2005-2009 : peningkatan kapasitas & modernisasi
- 2010-2015 : penguatan pelayanan
- 2015-2020 : penguatan daya saing regional
- 2020-2025 : penguatan daya saing internasional
v Kewibawaan pendidikan
a. Kewibawaan : syarat mutlak dalam pendidikan
b. Kewibawaan : siapa yang perkataannya mempunyai kekuatan mengikat terhadap orang lain
c. Kewibawaan ada pada orang dewasa, terdapat pada orang lain
d. Orang tua adalah pendidik utama dan semestinya secara kodrat mereka harus mendidik anak-anaknya.
0 komentar:
Posting Komentar